Pada hari Rabu, 15 September 2021 yang lalu bertempat di “markas” lapakbuah.com, diadakan kegiatan Silaturahmi dan Diskusi Konsep Agribisnis Terpadu (Close Loop) yang dihadiri oleh Asdep Kemenko Perekonomian RI yaitu Ibu Yuli Sri Wilanti, S.Pi., M.P. (Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura) dan Ibu Ayu. Hadir pula Dekan Fak. Pertanian USU, Ibu Tavi bersama rombongan.

Turut hadir pula dari Dinas Pangan dan Horti Prov. Sumut, Bapak Auli dan rombongan. Juga Bapak Subandi selaku DPRD Prov. Sumut. Adapula Bp. Armin dan rombongan dari Bank SUMUT serta Bp. Zaenal dan rombongan dari Bank BNI. Kegiatan kali ini juga dihadiri oleh Bapak kades dan Kapoktan Sepakat, Poktan Ponti-4 dan Poktan Jumpa Rezeki.

Dalam kesempatan ini Tim LapakBuah.com menyampaikan usulan terkait dengan hajatan besar masyarakat di 6 Desa di Kec. STM HULU yang nantinya akan dijadikan Kawasan Terpadu Buah & Hortikultura.
Usulan tersebut antara lain penyiapan lahan 1.000 Ha untuk produk lengkeng, dimana saat ini, negri kita masih impor sekitar 3,5 juta ton atau sekitar 150.000 Ha untuk area kebun. Selain itu diusulkan pula adanya komuditas cabe dan bawang merah sebagai tanaman sela.
Dalam acara ini, Ibu Yuli (Asdep Kemenko RI) menyampaikan mengenai Program Kawasan Terpadu Agribisnis – Close Loop yang sudah berjalan di beberapa Kabupaten di pulau Jawa. Nantinya pihaknya akan menjadikan usulan masyarakan 6 desa yang dimaksud itu untukmenjadi PILOT PROJECT – CLOSE LOOP (Kawasan Agribisnis untuk orientasi ekspor – substitusi impor dan komoditi Horti yang lainnya). Serta akan ada upaya untuk mendukung program CSR dari BUMN untuk program dimaksud.

Selain itu, Ibu Tavi (Dekan FP USU) menyatakan, akan mengambil peran strategis dalam hal pendampingan program dimaksud, dimana pada tahap awal ini akan dilakukan penyusunan “Master Plan Kawasan Agribisnis Terpadu” sesuai dengan yang telah direncanakan. Juga akan melakukan kegiatan riset terhadap peningkatan kualiatas buah lengkeng, serta pengolahan produk horti lainnya sehingga akan ada nilai tambah untuk produk dari kawasan agribisnis yang telah direncanakan itu. Seperti misalnya buah salak dapat dijadikan selai roti, manisan, keripik, dll. Atau dari jahe dapat dikembangkan menjadi powder dalam Kemasan yang siap ekspor. Begitu pula dengan komoditas cabai dan tomat yang dapat dijadikan saos, dsb.
Pak Subandi (DPRD Sumut) mengatakan bahwa Pemprov Sumut telah mengalokasikan anggaran 35 M untuk infrastruk tur jalan dan akan terus berlanjut di masa datang.
Beliau juga menghimbau kepada pihak Perbankan agar memahami dan menyesuaikan scheme kreditnya ke petani, antara lain dengan adanya Grace Periode dan tingkat bunga yang kompetitif, disamping mengedepankan aspek TRUST (3-C). Jadi tidak semata-mata hanya berdasarkan jaminan/coleteral yang bersertifikat saja.
Bp. Armin (Bank SUMUT) menambahkan bahwa saat ini perbankan dibatasi oleh aturan-aturan KUR Kecil (Maksimal 500 jt) dimana dalam aturan itu harus ada sertifikat lahan. Lalu untuk kebutuhan diatas plafon, saat ini harus menggunakan Scheme Comercial dengan Bunga 15%.

Lalu Bp. Zaenal (Bank BNI) juga menyampaikan, akan menawarkan dan menyalurkan Produk Kemenko yaitu KUR Mikro (Maksimal 50 jt, bunga 6% dan tanpa agunan), yang utama adalah untuk komoditas cabe dan bawang merah yang memang sangat mempengaruhi Inflasi. Program KUR ini akan segera disosialisasikan ke 6 Desa yang akan menjadi Kawasan Agribisnis Terpadu pada Minggu Depan nanti. Terkait masalah CSR, pihak Bank BNI menghimbau, agar pihak Kemenko Perekonomian RI dapat membantu mengeluarkan Surat Rekomendasi ke BOD BNI Pusat di Jakarta.
Dalam pertemuan ini Bp. Aidil (Dinas Pangan dan Horti Prov. Sumut) turut menjabaran mengenai prosedur Sertifikasi PIT sampai dengan 2 hingga 2,5 tahun. Serta menyampaikan keadaannya minimnya anggaran pada saat ini.
Bp. Bahagia dan Bp. Martinus (KADES LP & RL) pun turut menyampaikan kondisi petani saat ini. Dimana petani lebih membutuhkan pendampingan daripada sekedar diberikan bibit. Para petani juga berharap usulan Kawasan Terpadu Buah dan Horti akan dapat segera terwujud, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dari lebih kurang 400 KK (1.500 Warga) di wilayah 6 Desa tersebut. Serta komitmen untuk penyiapan lahan 1.000Ha dimaksud, semoga akan dapat segera dilakukan secara bertahap.
Oiya… bagi teman-teman yang ingin belanja online untuk Buah Segar, Rimpang, Pupuk, Bibit dan Tambulapot, klik aja DISINI
(Oleh : Wan /Zein)
Semoga dengan adanya “Diskusi Konsep Agribisnis Terpadu (Close Loop) ” usulan masyarakan 6 desa di Kec. STM HULU yang nantinya akan dijadikan Kawasan Terpadu Buah & Hortikultura.dapat menjadi PILOT PROJECT – CLOSE LOOP (Kawasan Agribisnis ) dapat segera terwujud, sehingga lebih kurang 400 KK (1.500 Warga) dapat meningkat kesejahteraannya.