You are currently viewing Perjalanan Panjang Budidaya Kurma di Indonesia (Antara Peluang dan Harapan)

Perjalanan Panjang Budidaya Kurma di Indonesia (Antara Peluang dan Harapan)

Ini adalah kisah perjalanan Ir. Zein Ginting, dalam menangkap peluang dan harapan pada pengembangan budidaya tanaman kurma di Indonesia. Kisah ini dimulai pada akhir tahun 2014, ketika beliau mendengar dari berbagai media bahwa negara Thailand telah berhasil mengembangkan budidaya kurma di provinsi Chiang Mai.

Berangkat ke Thailand

Akhirnya diputuskanlah, Ir. Zein Ginting yang merupakan Founder dari LapakBuah.com pun berangkat mengunjungi Medjo University di Thailand untuk melihat langsung kebun kurma yang menghebohkan itu. Serta berusaha mendapatkan kesempatan untuk dapat berdiskusi langsung dengan pihak universitas. Setelah berdiskusi, dan mendapatkan arahan dari Medjo University, maka tim Bapak Zein akhirnya memutuskan untuk juga mengunjungi beberapa kebun di provinsi lain, serta berdiskusi panjang dengan para petani kurma di wilayah tersebut.

Tim juga berkesempatan melihat dan mendapatkan informasi bahwa ternyata mayoritas bibit kurma yang ditanam adalah hasil produksi dari laboratorium kultur jaringan. Dari diskusi dengan Mr. Abdullah (petani kurma di provinsi Chiang Rai), yang berkebun dengan 3 hektar pohon kurma dari biji di awal, serta menyusul kemudian akhirnya menanam kurma dari bibit kultur jaringan.

Terdapat Perbedaan Kebun Kurma

Terdapat beberapa perbedaan antara kebun kurma bibit yang berasal dari biji, dengan bibit kurma dari kultur jaringan (tissue culture). Perbedaan itu antara lain :

  1. Jenis Kelamin : Bahwa bibit kurma dari biji, yang hasilnya kurang dari 85% adalah Jantan yang berbunga tapi tidak menjadi buah. Sebaliknya bibit dari kultur jaringan (tissue culture) hasilnya hampir 100% akan menjadi betina. Namun hal ini juga tergantung pada pemesanan ke pihak laboratorium yang memproduksi bibit kurma kultur jaringan tersebut). Dari 300 pohon pada 3 hektar kebun kurma Mr. Abdullah yang terlebih dahulu ditanam itu, ternyata hanya terdapat sekitar 42 pohon betina yang berbunga dan akhirnya berbuah. Akhirnya Mr. Abdullah berinisiatif untuk mengolah sekitar 260 pohon kurma jantan yang akhirnya berbunga menjadi teh kurma.
  2. Keseragaman Buah : Ternyata kebun kurma yang bibitnya dari biji, dari 42 pohon yang berbuah, terdapat perbedaan baik dari segi warna, rasa, dan ukuran buah. Ada warna kemerahan, kuning, dan sebagian akan berwarna hijau. Demikian dengan rasanya, ada yang sepat, asam, manis dan juga kelat. Namun kebun Mr. Abdullah yang berasal dari bibit kultur jaringan (bibit dari DPD UK) varietes Barhi yang saat itu masih berumur 4-5 tahun, ternyata terdapat “keseragaman buah” baik dari sisi warna yaitu kuning, lalu ukuran, serta rasa manis pada fase buah segar.

Berkeliling Dunia Demi Kurma

Selanjutnya Tim pun mengunjungi beberapa laboratorium produsen bibit kurma kultur jaringan di beberapa negara. Antara lain tim berkunjung ke DPD ltd. (Date Palm Development UK) di negara Inggris. Lalu Carbiotech Laboratory di Perancis. Juga ke Ranagrotech di Iran, lalu sempat pula ke Marionet di Abu Dhabi serta mengunjungi UAE Tissue Culture Laboratory di Dubai (UAE University).

Impor Bibit Kurma Kultur Jaringan

Setelah kembali ke tanah air. Bapak Ir. Zein Ginting, lalu segera melakukan berbagai persiapan untuk pengembangan budidaya kurma di kota kelahirannya, di Medan, Indonesia. Lalu pada 2016 setelah mendapatkan izin impor, tim pun mulai mendatangkan bibit kurma kultur jaringan ke Indonesia. Hingga tahun 2019, Tim sudah mengimpor kurang lebih sebanyak 10 ribu bibit kurma kultur jarungan dari berbagai laboratorium yang telah dikunjungi diatas. Kini bibit kurma itu telah tersebar ke seluruh pecinta kurma dari Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan hingga Sulawesi.

Jaringan dan Dukungan

Pada tahun 2018 atas referensi dari DPD UK, tim juga berkesempatan untuk mengunjungi kebun kurma di Gurra Downs Adelide, Australia, serta mendapatkan penjelasan yang lebih detail dan rinci dari Mr. Dave Reilly (selaku Owner Gurra Downs DatePalm).

Momen yang paling berkesan adalah ketika bertemu dengan Dr. Alain Sourisseau (Director TC Lab. UAE University) yang juga warga Perancis namun beragama muslim yang menyatakan akan membantu Pengembangan Kurma Tissue Culture di Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia.

Dalam kunjungan persahabatan, Dr. Alain Sourisseau telah dua kali berkunjung ke Indonesia, termasuk mengadakan seminar di IPB Bogor pada tahun 2016, selanjutnya di tahun 2017 mengadakan workshop budidaya kurma di berbagai kota termasuk di kota Medan, Lampung, Jakarta, Jogja, dan Surabaya.

Fase Buah Kurma

Dari Dr. Alain Sourisseau kami memahami bahwa ternyata ada 4 fase dalam perkembangan buah kurma, yakni :

  1. Fase Kimri (Bunga – pentil)
  2. Fase Khalal (Buah segar – muda)
  3. Fase Ruthob (Setengah kering)
  4. Fase Tamr (Buah kering)

Untuk iklim tropis seperti di Indonesia, Thailand, dan negara ASEAN lainnya, kita harus membudidayakan Varietes Kurma, dimana pada fase Khalal (Buah segar – muda) rasa buahnya sudah harus manis. Dan ini ternyata membutuhkan 8 hari sd 8 malam dengan temperatur (+/- 40 derajat celcius) yang stabil, untuk mengubah fase Khalal menjadi Ruthob dan Tamr (yang tidak akan terjadi di negara tropis, dimana perbedaan temperatur siang dan malamnya memang sangat jauh).

Saat ini sudah terdapat 3 lokasi kebun kurma kultur jaringan yang telah berbuah yakni :
Di Kabupaten Tanah Karo, Ujung Kulon Banten dan Pasuruan Jawa Timur

Lampiran link Video :
1. Proses Pembibitan Kurma di Lab Cerbiotech France ( https://youtu.be/A3whYClYoDA )

2.  Bibit Kurma Kultur Jaringan Ujung Kulon ( https://youtu.be/ZGnG7icX2cQ)

3. Kurma Kultur Jaringan di Kaki Gunung Sinabung, Kab Tanah Karo ( https://youtu.be/2gAkGmUQulU)

Kesimpulan :

Ada 3 hal yang menurut kami sangat harus menjadi perhatian bagi Pecinta Kurma dalam budidaya kurma tropis di Indonesia, yakni :

1. Bibit kultur jaringan (dibuktikan dengan COO dan Phytosanitary Certificate).

2. Pemilihan Varietes yang fase Khalal (Buah Segar) rasanya harus sudah manis, ada ratusan varietes kurma namun yang sudah terbukti rasanya manis di fase khalal yakni Varietes Barhie, Khalas, Fard, Seishi dan Umed Dahan.

3. Perawatan pada masa budidaya tanaman kurma kultur jaringan.

Semoga artikel singkat ini, sedikit banyak akan dapat memberikan manfaat bagi semua teman-teman di Indonesia yang sedang mengembangkan budidaya tanaman Kurma. Hidup Petani Indonesia!

Oleh : Ir. Zein M Ginting

Nah, buat teman-teman yang mau belanja online kurma dan buah segar lainnya.. bisa klik DISINI ya…

Tinggalkan Balasan